Minggu, 20 Desember 2015

Puisi

Harapan Anak Bangsa
( by Nanda Isna )
Gemercik air sungai
Bagai mutiara terpendar
Ikan menari gembira
Kepiting mingintip di balik bebatuan
Burung bernyanyi menyambut pagi
Sang surya terbit di balik bukit
Bung mekaar di sana sini
Harum semerbak mewangi
Dan ketika senja tiba
Mentari kembali bersembunyi di peraduannya
Burung malam melepas impian
Melanjutkan pengembaraan
Katak bersiap diri untuk berlomba menyanyi
Kunang kunang menari di persawahan
Bagai bintang yang berjatuhan
Bulan dan bintang menghantarkan sinar kelembutan
Itu dulu....
Aku hanya dengar itu lewat cerita
Tapi yang ku lihat kini
Semuanya hancur di tangan tangan murka
Sungai kotor penuh limbah industri
Gedung menjulang tinggi
Seakan berlomba untuk menyentuh langit
Aku tak pernah mengerti 
Apa itu katak bernyanyi ?
Apa itu kunang kunang menari?
Yang ku rasakan kini 
Kabut asap menutupi bumi
Sesak napas ini
Gelap bumi ini
Wahai sang penguasa negri
Apa yang tersisa untuk kami ?
Tunas tunas bangsa 
Yang hanya bisa rasakan 
Keindahan, kesejukan dan ketenangan 
Lalui cerita
Dengan apa akau mengubah
Cerita menjadi nyata
Tuhan...
Tuhan tolonglah kami
Hentikanlah...
Tangan tangan serakah penghancur bumi
Hilangkanlah semua racun yang ada padanya 
Agar kami bisa bernapas lega dan menikmati indahnya bumi
Agar kami bisa meneruskan sejarah bangsa

Sabtu, 12 Desember 2015

Geguritan / Puisi Bahasa Jawa-Jaman Perang


Jaman perang
Larang pangan, larang sandang
Semangat makantar-kantar
Koyo geni
Sanajan klambine goni
Waspa lan ludira
Nyiram bumi nuswantara
Tanpa pagarep-arep pangalembono
Ikhlas ngorbanake jiwa raga
Siji kang sinedya
Merdika...
Merdika...
Anak putu urip mulya
Saiki...
Opo sing tok tindakake ?
Budaya kacolong bangsa monco
Ora kroso
Margolena ngumbar asmara kang ngoyoworo
E...kowe durung cukup yuswa
Sawangen kae
Kae...kae
Putra putri bangsa kang lagi nabuh irama gangsa
Kanggo nguri uri budaya

Karya  : Nanda Isna